Jaga Integritas, Soliditas, dan Profesionalitas, Bawaslu Badung Bina SDM Jajaran Sekretariat
|
Kuta, Bawaslu Badung - Karakter adalah dasar moral dan nilai-nilai bawaan yang stabil dalam diri seseorang, sedangkan kepribadian adalah pola perilaku yang lebih luas yang dapat berubah seiring waktu. Wawasan dasar psikologi dasar manusia ini mengemuka dalam kegiatan full day Pembinaan SDM Pengawas dan Sekretariat Bawaslu Kabupaten Badung di Fairfield by Marriott Legian, Kuta (26/7/2023). Membangun serta menjaga integritas, soliditas, dan profesionalitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pengawas maupun Sekretariat adalah mutlak dalam menjalankan tugas dan kewajiban pengawasan Pemilu 2024, khususnya di Kabupaten Badung.
Materi atraktif dan interaktif dengan judul "Good Personality for Good Institution" atau Kepribadian yang Baik untuk Institusi yang Baik, disampaikan oleh psikolog sekaligus motivator/mentor, Dr. Ida Ayu Alit Maharatni, S.Psi., M.Si., yang dihadirkan khusus untuk membina SDM staf Sekretariat. Untuk dapat mencapai tujuan dari sebuah institusi, dianalogikan selayaknya perlombaan balap Formula 1. "Diperlukan adanya kolaborasi tiga komponen: driver selaku individu, team selaku organisasi, dan tools selaku alat bantu kerja, yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan", ungkapnya.
Karakter individu merupakan kombinasi sifat-sifat dalam diri seseorang yang menjadikannya unik, berdasarkan apa yang ia sudah miliki sejak lahir (genetik) maupun apa yang ia pelajari dalam hidupnya (lingkungan). Jadi, karakter dapat juga disebut sebagai learned behavior. Sedangkan kepribadian merupakan kombinasi sifat-sifat dalam diri seseorang yang mengarahkannya untuk berpikir, berperasaan, dan bertingkah laku tertentu yang khas dalam berhubungan dengan lingkungannya. Kepribadian berasal dari kata persona, yang berarti ‘topeng’. Digabungkan keduanya akan menjadi integritas seseorang.
Maharatni kemudian menjelaskan filosofi konsep mencapai tujuan SMART Goals, yaitu: Specific (mengkhusus), Measurable (terukur), Attainable (ketercapaian), Relevant (keterkaitan), and Time-bound (batasan waktu). Mewujudkan SMART Goals dilakukan dengan pemetaan pikiran itu sendiri terlebih dulu dalam diagram Mind Map. Selanjutnya membaginya kedalam empat kuadran skala prioritas: mendesak dan penting (Q1), tidak mendesak tapi penting (Q2), mendesak tapi tidak penting (Q3), serta tidak mendesak dan tidak penting (Q4). Pikiran dan tubuh beraksi jadi satu-kesatuan sistem. "Belenggu pikiran hanya akan membatasi gerak tubuh kita. Profesional adalah orang yang sudah terbebas dari ego dan emosi pribadi", tutupnya.
Menutup kegiatan, Ketua Bawaslu Kabupaten Badung, I Ketut Alit Astasoma, S.H., menyampaikan bahwa pembinaan SDM dipandang perlu dan mendesak dilakukan, seiring meningkatnya intensitas kerja pengawasan tahapan Pemilu 2024. Astasoma berharap kepada seluruh staf Sekretariat, baik PNS maupaun PPNPN, agar tetap menjaga semangat dan etos kerja demi kebaikan lembaga kedepannya. "Teruslah motivasi dan improvisasi diri, tidak diam di tempat. Ilmu, wawasan, dan pengalaman yang diperoleh akan berguna kembali pada diri kalian. Ketika kebaikan itu kolektif maka akan memperkuat soliditas dan marwah lembaga yang kita banggakan ini" pesannya.
Sependapat, Anggota Bawaslu Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Bagus Cahya Sasmita, S.T., mendukung kegiatan pembinaan SDM melalui pendekatan psikologis dan agar dapat diselenggarakan secara berkelanjutan. Penting dilakukan penyegaran pikiran ketika jenuh atas rutinitas pekerjaan. Bagus menggunakan filosofi pohon untuk menggambarkan relasi kerja dalam organisasi kesekretariatan. Setiap bagian dari pohon memiliki peran dan fungsi yang sama pentingnya, saling membutuhkan dan saling melengkapi, sehingga pohon itu dapat tumbuh dengan baik. "Apa yang telah dipaparkan oleh narasumber tadi agar menjadi motivasi, refleksi dan evaluasi terhadap diri sendiri. Tidak seperti kembang api, yang hanya meriah dan indah sesaat, namun lekas padam", harapnya.